Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh . .
Salam Sehat :)
Kisah
Abdurrahman bin ‘Auf r.a.
Dalam kitab shahih Bukhari dikisahkan sebagai berikut :
Abdurrahman
mengatakan : Ketika aku tiba di Madinah, Rasulullah saw. mempersaudarakan aku
dengan Sa’d bin Rabi’ah. Sa’d berkata kepadaku, “Diantara kaum Anshar, aku
adalah orang yang paling kaya. Dengan senang hati aku akan memberikan separuh
kekayaanku. Aku memiliki dua istri, untuk kepentinganmu aku akan menceraikan
salah satu dari mereka. Siapa saja di antara mereka yang engkau pilih, aku akan
menceraikannya. Setelah masa idahnya selesai, engkau dapat menikahinya.
Aku berkata
kepada Sa’d, “Semoga Allah memberkahi kekayaanmu, keluargamu, dan rumah
tanggamu. Engkau tak perlu bersusah payah. Tunjukkan saja letak pasar, tempat
orang – orang berdagang.” Kemudian ditunjukkanlah kepadaku pasari bani Qainuqa.
Abdurrahman
bin ‘Auf r.a pun pergi ke pasar tersebut untuk berdagang. Hari itu juga ia
mendapat banyak keuntungan. Hari berikutnya, ia tetap berdagang di pasar
tersebut, sehingga dalam waktu yagn singkat ia telah mendapatkan harta yang
cukup banyak. Allah subhaanahu wata’ala telah mengaruniakan kekayaan yang
begitu banyak, namun ia tetap terkenal sebagai orang yang sangat dermawan.
Abdurrahman
pernah menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar, kemudian membagi-bagikan uang
tersebut kepada para fakir miskin bani Zuhrah, orang-orang yang membutuhkan dan
kepada Ummahatul Mukminin (para istri Nabi saw). Al-Miswar berkata : “Aku
mengantar sebagian dari dinar-dinar itu kepada Aisyah r.ha.” Aisyah r.ha
berkata, “Siapa yang telah mengirim ini ?” Aku menjawab, “Abdurrahman bin ‘Auf”.
Aisyah r.ha berkata lagi,” Sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda. “Tidak
ada yang menaruh simpati kepada kalian kecuali dia termasuk orang-orang yang
sabar, semoga Allah memberi minum kepada Abdurrahman bin ‘Auf dengan minuman
surga.”
Itu
adalah kisah-kisah yang menjelaskan kepada kita bahwa sekaya apapun seseorang,
dia harus mau berbagi dengan yang lain. Kare hal itu pun akan sangat
berpengaruh kepada kekayaan yang dia milliki, Allah akan memberikan keberkahan
dan rahmat yang luas.
Satu lagi
pelajaran yang bisa diambil dari shahabat Rasulullah saw. ini, dia memiliki
jiwa kemandirian yang luar biasa. Meskipun Abdurrahaman bin ‘Auf ditawari
separuh kekayaan dan seorang istri, tetapi dia tetap memilih untuk berdagang di
pasar, karena dia tidak mau merepotkan dan membuat saudaranya bersusah payah
untuknya.
Abdurrahman
r.hu, akhirnya mendapatkan keuntungan yang melimpah, Allah memberikan
keberkahan kepada kekayaanya,sehingga banyak orang-orang disekitarnya yang bisa
menikmati kebaikannya.
Sahabat sehat, ambilah pelajarran dari kebaikan seseorang, apalagi dari Rasulullah saw dan para shahabatnya r.hum. Agar kehidupan kita berkah dan ada dalam rahmat Allah. Jika kita menginginkan hidup penuh dengan kebaikan dari Allah, maka contohlah kehiduapan orang-orang terdahulu yang telah disukseskan di dunia dan di akhirat.